nuraniindonesia.com : – Virus CORONA belakangan ini dan sekarang masih berlangsung, masyarakat di seluruh dunia, termasuk kita di Indonesia, sedang menghadapi wabah penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona Covid-19. Sampai sekarang ini (tanggal 29 – Juni- 2021, ketika naskah ini ditulis), tidak kurang dari 292.177.732 juta jiwa masyarakat di dunia ini telah terinfeksi Covid-19.kata Ustadz RT. tamatan UMB Bengkulu angkatan 89-90..
Oleh sebab itu mari berdoa kepada Allah SWT semoga wabah virus covid-19 ini segera berakhir sehingga kita bisa beraktivitas normal kembali seperti sediakala.ungkap Beliau
Disampaikan dalam Ceramahnya” Di masa Nabi SAW juga pernah terjadi wabah penyakit, salah satunya adalah penyakit Thaun. Penyakit Thaun ini tercatat dalam sebuah hadits, dimana Rasulullah bersabda : “ Jika kalian mendengar penyakit Thaun mewabah di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Jika kalian berada di daerah itu, jangan hengkang (lari) dari Thaun ”. Selain saat zaman Nabi, penyakit Thaun juga terjadi di zaman Umar bin Khattab. Kala itu, Umar bin Kattab menahan diri memasuki negeri Syam, karena di daerah tersebut tengah terjadi wabah penyakit itu.Katanya
Bakteri thaun ini dibawa oleh Xenopsella Cheopis (kutu anjing) yang berasal dari darah tikus. Sebab, Xenopsella Cheopis sejatnya hidup di tubuh tikus. Artinya wabah ini pertama kali terjadi pada tikus dan menyebar ke manusia. Melalui darah tikus yang berada di kutu anjing itu menular ke manusia melalui kulit dan darah. Adapun masa inkubasi penyakit ini antara dua sampai dua belas hari. Para penderitanya harus menjalani menjalani menjalani dan pengobatan yang berlaku sesuai apa yang dilakukan di zaman Rasulullah maupun Umar bin khattab.
Lalu bagaimana Islam memandang musibah, baik musibah atau musibah non alam sebagaimana wabah penyakit atau pandemi? Dalam Islam semua yang dialami manusia berupa musibah adalah ketentuan Allah SWT untuk menguji kesabaran. Dalam Alqur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 155 Allah SWT berfirman :
لَنَبۡلُوَنَّكُم لۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ لۡأَمۡوَٰلِ لۡأَنفُسِ لثَّمَرَٰتِۗ لصَّٰبِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan, dengan ketakutan, pengorbanan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS.Al-Baqarah : 155)
Semua yang terjadi di muka bumi ini merupakan ketentuan Allah SWT untuk menunjukkan kepada kita kebesaran-Nya dan agar kita sebagai manusia tidak merasa angkuh dan sombong karena musibah itu manusia menjadi tidak ada dihadapan Allah SWT. Dalam Surat Al-Hadid (57) ayat 22
Apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (QS. Al-Hadid : 22)
Sebelum masa Pandemi Covid-19 boleh jadi kebanyakan manusia merasa jumawa, semua bisa dilakukan, semua hal bisa dikendalikan dengan menggunakan teknologi hasil temuannya sendiri. Namun begitu Allah SWT menurunkan musibah berupa virus yang sangat menular dan mematikan, manusia baru sadar mereka bahwa sebenarnya tidak ada perbandingan kekuasaan dan kekuatan Allah SWT. Mungkin inilah salah satu hikmah datangnya pandemi, yaitu mengingatkan kita semua sebagai manusia bahwa kita ini makhluk yang lemah dan serba terbatas sehingga tidak sepatutnya menyombongkan diri dan melupakan dari beribadah kepada Allah SWT. Semoga pandemi ini membuat kita semua semakin rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim,
Dari Shuhaib, ia berkata. Rasulullah SAW : Sungguh menakjubkan perkara kaum mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah kebaikan, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang yang beriman. Jika ia dianugerahi nikmat, ia bersyukur dan baik baginya. Jika tertimpa musibah, sabar, maka baiklah baginya (HR.Muslim).
Meskipun sebagai manusia kita lebih disarankan untuk menerima segala musibah itu dengan penuh ketabahan dan kesabaran, namun manusia belajar pula untuk berusaha mengatasi semua bencana dan musibah yang dialami. Bila bencana itu berupa bencana non alam seperti wabah virus covid-19, maka kita kesulitan untuk berikhtiar mencegah penularan dan penyebarannya seraya berupaya untuk menemukan obat untuk menyembuhkannya. Imbuhnya
Segala macam penyakit dan bahaya sudah seperti dihindari. Perintah ini juga disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya :
“ Dan larilah dari penyakit lepra, sebagaimana halnya engkau lari dari kejaran singa ” (HR.Bukhari).
Tetapi kalau Ajal tidak Bisa Mati itu wajib..asal barang bernyawa Pasti mati..Hewan..sapi mati kerbau mati tungau mati…intinya semuanya mati MANUSIAPUN MATI..kata beliau
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga memerintahkan untuk mengembangkan suatu negeri yang wabah, begitu pula sebaliknya orang yang berada di negeri yang wabah itu tidak boleh keluar dari wilayahnya. Kalau istilah sekarang disebut dengan lock down atau menutup dan mengisolasi wilayah yang terkena wabah penyakit menular.
Tha’un (penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah SWT untuk menguji hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu menjangkiti suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya (HR.Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, Islam mengajarkan bagaimana cara kita sebagai seorang muslim menerima suatu musibah atau bencana yang menimpa baik bencana alam maupun bencana non alam seperti wabah covid-19. Cara yang diajarkan Islam itu adalah menerima bencana itu dengan penuh kesabaran sebagai bentuk sikap kita atas kekuasaan Allah SWT seraya kita berusaha mengatasinya dengan mencegah penyebarannya, membantu mereka yang tertimba musibah, serta berusaha mencari solusi untuk pengobatannya. Islam mengajarkan dengan musibah atau bencana itu maka akan menjadi ladang amal yaitu dengan saling membantu sesama muslim maupun sikap saling menolong dan bergotong Royong antara kita.tambahnya
Dan kita paling tidak jangan menyebarkan Hal – hal yang membuat Masyarakat takut…sebab rasa takut berlebihan sangat membahayakan Jantung..Pungkasnya
Wr. Brams
Komentar