Nuraniindonesia.Com : – Ketua Umum MAJLIS PIMPINAN NASIONAL ( MPN ) Ormas Maju Bersama ( OMBB ) M.DIAMIN mengatakan bahwa Dunia Pendidikan Di Provinsi Bengkulu terindikasi BOBROK ( Rusak ) ibarat dua sisi mata uang.Kata .M.Diamin
Di atas kertas,seperti jujur sebab kenapa konsep sistem zonasi untuk (PPDB) terlihat menjanjikan tetapi pada Dasarnya sesuai dengan Fakta bahwa pada praktiknya di Provinsi Bengkulu sistem zonasi malah menuai banyak protes dari masyarakat Bengkulu .tambahnya
Muncul sebuah pertanyaan dasar dalam penerapan sistem ini: Apakah zonasi merupakan sebuah solusi
ataukah Syistim ZONASI di Provinsi Bengkulu Adanya Preseden Buruk ( masalah baru ) untuk dunia Pendidikan ? .Kata M.Diamin
Polemik Zonasi
Sistem ini dirancang untuk mengentaskan kesenjangan yang terjadi di dunia pendidikan Khususnya di Provinsi Bengkulu ini
Hal utama yang melatarbelakangi munculnya sistem zonasi adalah adanya dikotomi sekolah unggulan dan non-unggulan yang dapat memperlebar jurang kesenjangan di sektor pendidikan Indonesia Khususnya di Provinsi Bengkulu ini Sekolah unggulan biasanya berisi murid-murid dengan kemampuan akademik bagus dan/atau berasal dari keluarga yang lebih sejahtera,
Kebalikannya adalah sekolah non-unggulan. Padahal pada dasarnya, sekolah negeri menyediakan pelayanan publik yang seharusnya dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai kalangan tanpa adanya eksklusivitas dan diskriminasi. Tambahnya
Konsep jarak tempat tinggal dengan sekolah yang sudah diterapkan sejak sistem PPDB rayonisasi kemudian berkembang menjadi sistem PPDB zonasi. Kedekatan rumah dengan sekolah dipandang akan menciptakan sebuah ekosistem pendidikan yang lebih baik. Murid tidak perlu menempuh perjalanan yang panjang, sehingga sampai di sekolah dengan pikiran yang masih fresh. Selain itu, komunikasi guru dan orang tua pun diharapkan jadi lebih efektif dan efisien.
Masalah lain dari sistem zonasi antara lain yaitu timpangnya jumlah pendaftar di sekolah yang berada di daerah padat pemukiman dan sekolah yang sepi pemukiman. Sekolah yang sepi peminat akhirnya hanya menerima lebih sedikit peserta didik. Hal ini akan berimbas pada berkurangnya jam mengajar guru sehingga tidak bisa ikut sertifikasi. Lebih lanjut, sistem zonasi dapat memicu turunnya semangat belajar peserta didik, terutama yang rumahnya dekat.Katanya
Beberapa Orang tua Murid melaporkan persoalan ini ada yang rumahnya Jauh dengan sekolah kok diterimah ada juga jarak Rumahnya 170 Meter dari SMK 2 Timbul pertanyaan Rumah siapa yang rumah berjarak 170 meter dari Sekolah ..Kata SALAH SEORANG Masyarakat
Adalagi Dulu dia Masuk SMP 03 Masuk jalur Zonasi jarak rumah sangat dekat dengan SMP 03 .kini masuk ke SMK W DEKAT KEMBALI ini sudah jelas SYISTIM DUNIA PENDIDIKAN di Provinsi Bengkulu AMBURADUL.katanya
Jarak tu nian TDK msk akal mm Ado apo rmh penduduk yg Rato Samo jarak nyo tu dkt SMA 2 ( WA )!
Jadi zonasi ni TDK jelas KK.
Jadi kalau zonasi yg kayak gini kami yg tinggal di simp Jamik sampai kampung Idak Ado yg sekolah.. Pungkas Salah seorang Orang mencari keadilan
Komentar